Pendidikan Koperasi tak Diminati?
Salah satu ciri khas Credit Union (Koperasi
Kredit) adalah pendidikan bagi para anggotanya. Diyakini koperasi
berkembang karena pendidikan. Inilah yang mendasari primer-primer di bawah payung sekunder Puskopdit Bali Artha
Guna untuk menetapkan pendidikan koperasi dalam pola kebijakan tahun buku berjalan.
Tapi
kalau mencermati laporan pertanggungjawaban pengurus pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku
2011 tersirat adanya kenyataan
bahwa anggota koperasi banyak
yang tak berminat mengikuti program
pendidikan koperasi. Pada hal, pengurus
telah menyediakan dana bahkan
setiap peserta diberikan uang
transportasi atau uang duduk. Apakah
mungkin para anggota merasa tak terlalu penting ‘dididik’ agar bisa menjadi anggota yang tahu hak dan kewajibannya sebagai pengguna jasa sekaligus pemilik koperasi yang
dipilihnya?
Meskipun
masih banyak anggota yang mengabaikan undangan namun
koperasi-koperasi di bawah payung
Puskopdit BAG tetap berkomitmen menyelenggarakan Pendidikan Dasar Koperasi
bagi para anggotanya. Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya termasuk
salah satu dari 20 primer anggota Puskopdit BAG yang punya komitmen tinggi terhadap kualitas para anggotanya. Hal ini karena
pengelola Kopdit Kubu Gunung sadar betul bahwa anggota adalah pengguna jasa
sekaligus pemilik Kopdit Kubu Gunung. Karena itu setiap bulan
Kopdit Kubu Gunung melaksanakan Pendidikan Dasar Koperasi bagi anggota.
Kegiatan ini didukung dana pendidikan
yang sampai akhir tahun buku 2011
sebesar Rp 34.511.300.Kita pantas memberikan acungan jempol kepada Kopdit Kubu Gunung yang berani mengivestasi
dana puluhan juta untuk meningkatkan kualitas para anggotanya.
Berdasarkan laporan pertanggungjawaban
pengurus tahun buku 2011, pada
Januari 2011 Kopdit Kubu Gunung mengundang
92 anggotanya untuk pendidikan
dasar koperasi tapi yang hadir hanya 19 orang. Bulan Pebruari 2011
yang diundang 89 orang tapi yang hadir
hanya 17 orang, bulan Maret yang
diundang 92 orang, yang hadir hanya 27 orang. Bulan April Kopdit Kubu
Gunung mengundang 90 orang
anggotanya untuk kegiatan yang sama dan yang hadir hanya 2 orang.
Selanjutnya Bulan Mei, yang diundang 120 orang, yang hadir 27 orang, bulan Juni yang diundang 77 orang, hadir 26 orang, bulan Juli yang diundang 63 orang hadir 28 orang. Bulan Agustus yang diundang 55
orang, hadir 16 orang, bulan
September yang diundang 44 orang, hadir 17 orang, bulan Oktober yang diundang
56 orang, hadir 16 orang dan
bulan November yang diundang 59 orang, hadir hanya 13 orang. Jadi selama tahun buku
2011 Kopdit Kubu Gunung mengundang
837 anggota untuk mengikuti
Pendidikan Dasar Koperasi, tapi yang
hadir hanya 208 orang.
Apa yang dialami oleh
Kopdit Kubu Gunung juga dialami
pula oleh koperasi lainnya di lingkup Puskopdit Bali Artha Guna. Meskipun dalam
laporan pertanggung jawaban tidak
dipaparkan data seperti yang
dilakukan oleh Kopdit Kubu Gunung,
tetapi di setiap kesempatan pelatihan
dimana Mentik hadir meliput, laporan
pengurus atau penyelenggara kegiatan
juga mencakup anggota yang
diundang, yang hadir dan yang tak hadir.
Syukurlah
bahwa Kopdit penyelenggara
Diklat Koperasi tak patah semangat. Para fasilitator pun cukup berbesar hati meskipun banyak yang diundang tapi sedikit yang
datang.”Non multa, sed multum, bukan jumlah tapi mutu”, ini ungkapan
Sebastianus Hayong salah seorang fasilitator
menanggapi banyaknya anggota yang
sudah diundang tapi tak hadir
dengan alasan sibuk, tidak ada waktu
dan lain-lain alasan.
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja juga salah satu yang sangat berkomitmen terhadap
Pendidikan Dasar Koperasi bagi para anggotanya. Sepanjang tahun buku
2011 lalu KSP Wisuda Guna Raharja telah
menyelenggarakan latihan Dasar Koperasi yakni
tiga kali di Kantor Pusat Jalan Gunung Agung Denpasar, satu kali di TP Tuban, 1 kali di TP Palasari
dan 1 kali di TP Negara. Jadi selama
tahun buku 2011 KSP Wisuda Guna
Raharja telah menyertakan 264 anggota
dalam kegiatan Latihan Dasar Koperasi. Tentu ini adalah jumlah yang hadir
dari jumlah yang diundang tapi ada yang tak hadir.
Kopdit Swastiastu Singaraja termasuk tak
menyepelekan pendidikan dasar koperasi bagi para anggotanya. Terbukti selama tahun buku 2011
telah menyelenggarakan Pendidikan Dasar Koperasi bulan Juli 2011 dengan jumlah peserta 52 orang, bulan Agustus dengan jumlah peserta 57 orang, bulan September dengan jumlah
peserta 39 orang, bulan Oktober dengan
jumlah peserta 15 orang, bulan November
dengan peserta 31 orang dan bulan Desember dengan jumlah peserta 5
orang.
Kopdit Tritunggal Tuka yang meskipun
secara faktual termasuk koperasi
yang sudah mapan ternyata juga tak mengabaikan pendidikan dasar koperasi bagi
para anggota. Diklat yang dilaksanakan
sepanjang tahun buku 2011
adalah di Kantor Pusat sebanyak
empat kali dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang. Diklat juga
diselenggarakan di Kantor Cabang Melaya
sebanyak 3 kali dengan jumlah peserta 152 orang dan di Kantor Cabang
Kerobokan dengan jumlah peserta 49 orang.
Sedangkan KSP Bhuana Kasih spanjang tahun
buku 2011 menyelenggarakan dua kali
pelatihan, Kopdit Artha Mandiri menyelenggarakan satu kali Latihan Dasar Koperasi dengan jumlah peserta 78 orang. KSP Duta
Sejahtera selama tahun buku 2011 menyelenggarakan
empat kali pendidikan dan pelatihan
yakni di Kantor Kas Munggu,
Abianbase, Kantor Pusat dan di Perum
Dalung Permai. Dan Kopdit Sumber Kasih Tangeb
menyelenggarakan pelatihan dasar koperasi pada Mei
untuk anggota baru sebanyak 22 orang, pelatihan dasar koperasi dan
kewirausahaan pada Oktober dengan peserta 20 orang.
Inilah gambaran betapa besarnya niat para pengelola koperasi
di bawah payung Puskopdit Bali
Artha Guna meningkatkan kualitas para anggotanya. Sadar bahwa
anggota adalah pengguna jasa
sekaligus pemilik koperasi,
maka pendidikan dasar koperasi
menjadi hal yang sangat penting. Diharapkan para anggota pun mau memanfaatkan waktu dan
kesempatan untuk menimba pengetahuan dan
pengalaman melalui pelatihan. Sebab apa
yang dibuat oleh koperasi, selalu bermuara pada kebaikan yang
menguntungkan.*/gus
Tak Abaikan Kualitas SDM Pengelola
Koperasi
tumbuh dan berkembang secara
sehat, salah satu faktor sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia para
pengelolanya. Yang dimaksud dengan pengelola
adalah pengurus, pengawas, manajer dan para karyawan.
Primer-primer
di lingkup Puskopdit Bali Artha
Guna memandang sangat penting meningkatkan
kualitas sumber daya manusia pengelolanya. Karena itu sepanjang tahun buku 2011 para pengelola Koperasi Kredit membangun komitmen untuk meningkatkan kualitas
para pengurus, pengawas, manajer dan karyawan. Didukung oleh dana
mereka memanfaatkan kesempatan
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan baik oleh internal koperasi, Puskopdit Bali Artha Guna maupun pihak lainnya yang menaruh perhatian pada koperasi kredit.
Pendidikan,pelatihan atau
kegiatan lainnya yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia memang harus didukung dengan dana yang jumlahnya cukup besar. Tapi dana yang dipakai untuk sebuah kegiatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas SDM
bukanlah belanja tetapi
investasi. Maka tak heran jika pengelola
koperasi pun rela merogoh kocek untuk mengirim personilnya
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Dana besar pun digelontorkan untuk membiayai pengurus, pengawas dan
manajemen mengikuti Lokakarya, Diklat Calon Pengurus, Seminar Hukum dan Manajemen Perkreditan,
Lokakarya dan Open Forum, Diklat Road Map, Lokakarya TIK Inkopdit, Diklat HRD,
Diklat Karyawan, Seminar Kewirausahaan, Diklat Administrasi Sikopdit, Diklat
Penyusunan Laporan Keuangan dan lain-lain.
Yang menggembirakan para pengelola koperasi
sadar betul bahwa kinerja koperasi dapat
dilihat dari pertumbuhan omzet usaha,
perkembangan anggota maupun SHU sebagai indikator berhasilnya koperasi dalam menjalankan usahanya. Banyak faktor
yang menentukan dan salah satunya adalah sumber daya manusia pengelola yakni pengurus, pengawas, manajer
dan karyawan. Kualitas
sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh positif terhadap kinerja
koperasi-koperasi di bawah payung Puskopdit Bali Artha Guna.
Belajar dari yang lain, juga merupakan
salah satu cara pembelajaran yang efektif. Maka sejumlah koperasi di bawah payung Puskopdit
Bali Artha Guna sepanjang tahun buku
2011 juga menggelontorkan dana untuk
belajar dari koperasi lain di Jawa, Kalimantan atau Flores
tentang bagaimana cara mereka di
sana mengelola koperasi. Apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan di
tempat lain ternyata sangat berguna dalam menumbuhkembangkan koperasi
di Bali khususnya yang berhimpun
di bawah payung Puskopdit Bali Artha Guna.
Membangun
kemitraan, juga salah satu cara untuk menimba pengetahuan dan pengalaman.
Sejumlah koperasi dibawah payung Puskopdit BAG menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga keuangan misalnya dengan Bank Andara, dengan
Puskop-KJK dalam kegiatan Diklat Sertifikasi Manajer dan lain-lain. Jadi, apa yang dilakukan
oleh primer-primer sepanjang tahun buku 2011, sangat positif.
Jika sekarang buahnya belum dipetik, maka
ke depannya akan memberikan buah
berlimpah.*/gus
Komentar
Posting Komentar