Ir Thomas Bili
Ir.Thomas Bili
Hidup Harus Memilih
Hidup
harus memilih satu diantara banyak hal untuk ditekuni. Dan ketika seseorang
harus memilih seringkali orang lain tak
mengerti atas pilihan tersebut. Inilah yang dirasakan oleh Ir. Thomas Bili,
pria kelahiran Karerobho Sumba Barat 28 Agustus
1962 silam ini.
Meninggalkan kampung halaman merantau ke Denpasar Bali
pada tahun 1982 silam adalah sebuah
pilihan. Ketika itu Thomas yang hanya berbekal ijasah SMP nekat ke Denpasar Bali. Bayangkan saja, hanya
dengan ijasah SMP merantau, itu keputusan yang berani. Namun Thomas
bukan sekedar merantau tapi melihat peluang untuk menggapai sukses
di pulau seribu pura ini.
Setelah
tiba di Denpasar Thomas mendaftarkan
diri di SMK (STM) Saraswati dan berhasil
lulus tahun 1985. Dan ia pun masuk ke dunia kerja di Bagian HubDam Kodam
Udayana. Pekerjaan di instansi dengan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakoninya sampai
dengan tahun 1991. Di tengah kesibukannya bekerja Thomas menyempatkan diri kuliah
di Fakultas Teknik Universitas
Pendidikan Nasional yang bekerja
sama dengan Universitas Brawijaya dan
berhasil meraih gelar insyinyiur teknik mesin tahun 1991. Setelah mengantongi
gelar sarjana Thomas lalu
mengundurkan diri dari status PNS.
Pilihan ini pasti tak dimengerti banyak orang, tapi Thomas tahu apa yang ia mau.
Selepas
dari Kodam Udayana Thomas kemudian bekerja di BPLE Tiara (Tiara Course) Jalan Gunung Agung Denpasar dari tahun
1991 sampai 1996. Kemudian pada tahun 1996 bersama dengan mitra
mendirikan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Teknik Agape hingga tahun
2000. Dan, setelah kenyang dengan pengalaman,pada tahun 2001 Thomas pun berani membuka sendiri Balai Pendidikan dan Pelatihan Teknik yang bernaung di bawah payung Yayasan Cita Karya Mandiri.
Dari
tahun 2001 inilah Thomas benar-benar
fokus di Pusdiklat yang berkampus di Jalan Tukad Batanghari XI No.9X Panjer Denpasar
Phone: 0361-7427371 Bali. Di tengah kesibukannya mengelola Pusdiklat Thomas masih
sempat membantu di lembaga pendidikan sebagai tim penguji kompetensi
bidang teknik mesin pendingin dan
listrik di SMK Negeri 1 Denpasar dan SMK Rekayasa Denpasar. Dan sebagai warga Gereja, Thomas juga aktif di Dewan
Pastoral Paroki Kathedral Roh Kudus sebagai Wakil Ketua Bidang BPU.
Pria yang selalu mengenang almarhum ayahnya Bulu Palla dan selalu rindu ibu Katarina Wini Kaka di Karerobho Sumba Barat ini menikah dengan Dra. Maria
Paula Karyawati asal Penganggahan Tabanan
dan dari perkawinan ini Tuhan
menghadiahkan seorang putra Antonius Gian Billi, kini sedang
mengenyam pendidikan di SMK
Pariwisata Harapan.
Hal
indah yang terus dikenangnya adalah
bagaimana ia harus memulai mendirikan
Pusdiklat tanpa uang tapi hanya
modal keberanian dan kebaikan
orang-orang dekat di sekitarnya.
Ia mengaku untuk bisa mendirikan
Pusdiklat ia menggadai sertifikat tanah milik mertuanya. Baginya itulah kebaikan orang di sekitarnya, yang memberikan jalan keluar untuk terus mengalami pertumbuhan.
Bergabung
di koperasi pun adalah sebuah keputusan
untuk memilih. Maka ia memilih menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja. Selain itu, bergabung di
beberapa koperasi yang baru
dirintis. Baginya, koperasi adalah wadah
bagi yang cerdas memecahkan
solusi permodalan. Di Koperasi modal bisa diperoleh dengan tanpa harus
melalui birokrasi yang berbelit-belit.
Yang penting jujur dan bertanggung
jawab, itu modal utama.***Gus
Komentar
Posting Komentar