Pendiri Koperasi, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?
Pendiri Koperasi
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?
Adalah Dewa Ayu Putriani, Manajer Kopdit Kubu Bingin yang memantik
penyuka media sosial dengan
pertanyaan “haruskah pendiri
koperasi diberikan balas jasa dalam
bentuk uang?” Sontak komentar datang
dari mana-mana bahkan dari Robby Tulus
di Kanada. Berikut ini beberapa komentar mereka.
Robby Tulus, tokoh Credit
Union Indonesia yang kini menetap di Kanada mengatakan mentalitas yang mengedepankan materi semata harus dirubah menjadi nilai-nilai kemanusiaan sejati. Hal ini
yang dilakukan dalam Kaderisasi AKSES.Kata dia di CU uang sekedar
instrumen untuk membangun manusia mandiri, bukan menjadi tujuan
untuk memupuk materi. Realita di lapangan ini yang harus berubah, sama dengan
sinyalemen Jokowi sehingga muncul ide Revolusi Mental.
Tapenus Dari Pahauman di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten
Landak mengatakan penghargaan kepada pendiri koperasi sebaiknya tidak melulu
materi. Putra asli Dayak Kanayat yang
kini menetap di Sintang dan bekerja pada organisasi pemberdayaan
ekonomi masyarakat Dayak ini berpendapat
penghargaan kepada para pendiri koperasi
adalah dengan melibatkan mereka
pada momentum tertentu dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk memberikan saran dan masukan yang membangun. Misalnya pada saat
Rapat Anggota Tahunan, Evaperca
atau ulang tahun Kopdit, mereka diundang
untuk kembali merasakan suasana kebersamaan.
Menurut Tapenus, jika balas jasa merupakan tuntutan
atau permintaan pendiri, maka itu merupakan kekeliruan besar.Kalau balas
jasa kepada pendiri itu diusulkan oleh
pengurus yang sedang mengemban tugas
maka ada kemungkinan setelah ia tidak
menjadi pengurus, ia akan minta hal yg sama. Ia akan bilang "apa bedanya
mantan pengurus dengan mantan pendiri", lagi-lagi transaksional. Ia
mengatakan, coba saja tanyakan kepada mereka yang merintis CU apakah pernah
meminta sesuatu berupa materi, banyak yang menjawab tidak.
Pendapat lainnya datang dari Osben Manihuruk. Pria yang bekerja di Bursa Saham
Brokerindo dan menetap di
Pematangsiantar ini mengatakan setelah CU
besar, memang para pendiri tidak boleh dilupakan, demikian juga mantan pengurus
atau mantan manager. Tetapi penghargaan tidak harus berupa persentasi, karena
komitmen awal berdirinya CU, para pengurus adalah volunteer, sehingga bukan
motivasi uang. Tetapi mereka perlu dikenang dan digoreskan dalam prasati tinta
emas Kopdit.
Karyawan PT Indo Kordsa Tbk Citeureup Jawa Barat Soediyanto Aja mengatakan para mantan
Pendiri Kopdit, bisa ditempatkan di Dewan Penasehat atau Dewan Pakar.Ini sesuai
dengan proporsi para pendiri yang masih aktif dan wajar kalau diberikan
penghargaan. Mereka juga perlu diundang setiap ada kegiatan besar misalnya saat
peringatan Ultah Kperasi, Evaperca, RAT atau kegiatan lainnya. Jadi penghargaan
disini bukan semata-mata dinilai dengan uang.
Insan CU tentu taka sing dengan nama Paulus Florus. Alumni Universitas Sanata
Dharma ini tinggal di Pontianak Kalimantan barat. Direktur Utama Perusda
Aneka Usaha Kalimantan Barat ini adalah
Ketua Pengurus Puskopdit Khatulistiwa
periode 2013-2015. Ia mengaku
pernah diberi hadiah oleh Credit Union dimana ia sebagai pendiri berupa
sebuah cincin emas. Di masa awal CU yang didirikannya, ia adalah pendiri, ketua sekaligus pegawai. Jadi
wajar kalau diberi hadiah cincin emas. Menurut Florus hadiah
terindah adalah dengan meneruskan perjuangan para pendiri dengan
sebaik-baiknya.
Ketua KSU Jatirogo Kulonprogo Ngatijo mengatakan, penghargaan kepada
pendiri koperasi bisa diwujudkan dengan tetap menjalin silahturahim, jangan
sampai melupakan mereka. Para pendiri
adalah juga pejuang yang memiliki tantangan dan kesulitan pada jamannya. Karena
itu yang penting tetap dalam koridor memanusiakan manusia. Jangan sampai
terlupakan bahkan tidak dikenal oleh para penerusnya. Tegur sapa sudah lebih
tinggi nilainya dari pada materi uang. Banyak terjadi para perintis yang sudah
tidak dikenali lagi oleh penerusnya.***agt/dap
Komentar
Posting Komentar