Belasen Tarigan
Belasen
Tarigan
Pengusaha
Bermitra Dengan Koperasi
Meninggalkan
tanah kelahiran di Berastagi Sumatera
Utara tahun 1989 dan merantau ke
Bali adalah keputusan yang
dilakukan oleh pria bernama lengkap Belasen Tarigan kelahiran 26 Juni 1960 ini. Di Bali ia mengawali karir dengan bekerja di sebuah perusahaan tetapi kemudian berwirausaha. Dan ia sukses karena membangun kemitraan, salah
satunya dengan koperasi.
Kecintaannya
pada Bali tak diragukan lagi. Terbukti,
ia bukan hanya berwirausaha di Bali
tetapi menyunting gadis Bali Kornelia Ni
Luh Sriani sebagai belahan jiwa. Dari perkawinannya Tuhan menganugerahi dua putri
Hilari Ni Putu Fidelia Tarigan
dan Katharina Ni Made Sharleen
Tarigan.
Ketika
sampai di Bali tahun 1989 pria yang mengenyam pendidikan Diploma III ini bekerja di Freight Formarding PT MSA Cargo
Jalan Hayam Wuruk. Setelah itu ia
memilih berwirausaha dengan membuka usaha potong rambut dan rumah accessories yang menjual berbagai macam kebutuhan
perempuan seperti karet ikat rambut,
jepit rambut, anting, kalung, liontin, bando, boneka, tas anak-anak sekolah,
tas wanita dan alat tulis kebutuhan
sekolah. Usaha potong rambut dibuka
Oktober 2008 namun
sudah direncanakan sejak tahun 2004.
Saat
ini usaha potong rambut dengan nama ‘Mburo Ate Tedeh’ ada di beberapa tempat antara lain
Mburo Ate Tedeh 1 di Jalan Bhuana Raya
No 7 B Padangsambian, Mburo Ate Tedeh 2
di Jalan Gunung Sanghyang No 252
Denpasar, Mburo Ate Tedeh 3 di Jalan
Gunung Agung No 221 Denpasar dan Mburo Ate Tedeh 4 yang merupakan rumah
asesoris di Jalan Bhuana Raya 7C-D
Padangsambian.”Kami pernah membuka di Jalan Raya Adong Ubud
namun hanya bertahan satu tahun
dan terpaksa ditutup karena sulit mendapatkan tenaga kerja”, ujarnya.
Tentang
usaha potong rambut, pria yang juga
anggota sejumlah koperasi ini
mengatakan prospek usaha potong
rambut akan selamanya tetap
bagus dan menjanjikan. Sebab entah suka atau duka, kaya atau miskin potong rambut pasti jalan terus. Usaha ini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja sepanjang ada
penduduk baik di desa maupun dikota. Biaya operasional sangat rendah namun soal hasil jangan ditanya, setiap hari selalu ada uang kontan. “Yang penting adalah
menjaga kebersihan dan kerapihan baik untuk diri pekerja maupun peralatan yang digunakan.Kami menggunakan
silet guris yang baru
dan diganti di depan klien. Hal ini untuk menjaga kepercayaan, juga demi kesehatan klien”, ujar
Belasen Tarigan.
Menurutnya usaha potong rambut ini tak akan pernah bangkrut juga
selalu mendatangkan hasil yang memuaskan. Usaha ini bisa bertahan dalam
situasi apapun bahkan di saat krisis. Di saat Bali diguncang Bom Bali, justru usaha kecil yang
tetap bertahan. Jadi usaha kecil
sesungguhnya sangat membantu
ekonomi masyarakat.”Melalui tabloid
Mentik ini saya mengajak orang muda
untuk jangan takut bergelut
dengan usaha kecil termasuk usaha potong
rambut”, ujarnya.
Dikatakannya semua tahu
potong rambut adalah potong rambut, tetapi potong rambut harus dikelola secara
modern, bersih, nyaman, menyenangkan baik tempat usaha, fasilitas,
pelayanan, keramahan dan sebagainya. Inilah profesionalisme. Makanya ia mengaku puas kalau orang muda mau belajar dan mampu menjalankan sendiri
usahanya. Mereka akan mengerti bahwa
uang-uang kecil ini bisa menghidupi dirinya, keluarganya dan orang-orang di
sekitarnya.” Tapi doa dan ketekunan
adalah satu hal yang tak bisa diabaikan
dalam menjalankan setiap usaha”, ujar Belasen.
Tentang berkoperasi, Belasen Tarigan mengaku jika
dalam usahanya juga bermitra
dengan koperasi. Ia adalah anggota Kopdit Artha Mandiri, Koperasi Tirta Bhakti
dan Koperasi Bhuana Kasih. Tentang koperasi ia mengatakan koperasi sangat mendukung permodalan usahanya juga membantunya
dalam menghimpun dana operasional
sehari-hari. Keunggulan koperasi adalah
bila menarik uang, cukup telepon saja, uang diantar.
Ia
meminta agar orang muda jangan banyak
berkhayal. Hidup dan masa depan adalah tanggung jawab pribadi. Karena
itu mulailah dengan usaha kecil.
Untuk koperasi ia berharap agar bisa memetakan anggotanya
khususnya yang punya usaha sehingga
koperasi bisa memiliki tim yang
secara sukarela memberikan atau mensheringkan pengalaman dalam bidang usaha.”Tak salah kalau
pengusaha bermitra dengan koperasi,
demikian sebaliknya pengusaha bermitra
dengan koperasi, selalu ada waktu untuk saling mengisi dan saling
menguntungkan”, ujarnya penuh
semangat.*GUS
Komentar
Posting Komentar