Pater Albrecht Karim Arbie SJ



Pater  Albrecht Karim Arbie SJ

Pahlawan,Guru dan Martir  CU  Indonesia

Bangsa Indonesia  memperingati  10 November  sebagai Hari Pahlawan,ungkapan  rasa hormat  pada para pahlawan  bangsa. Dan tanggal 25 November  ditetapkan sebagai Hari Guru untuk menghargai  para guru, pahlawan tanpa tanda jasa.
Bagi  insan Gerakan Koperasi Kredit Indonesia, pada  dua hari yang bersejarah ini, pantaslah dikenang  secara  istimewa. Mengenang sosok  para pahlawan nasional  yang  juga banyak diantaranya  adalah pejuang  koperasi Indonesia.  Demikian  juga guru, ada ratusan guru  yang justru tampil  sebagai perintis berdirinya Credit Union, Koperasi Kredit atau KSP  di Indonesia.
Salah satu  sosok yang pantas  kita kenang  baik pada Hari Pahlawan 10  November  maupun  pada Hari Guru  25 November  adalah  Pater  Albrecht Karim Arbie SJ. Ia adalah sosok  pahlawan  dan guru dalam Gerakan Credit Union  di Indonesia. Bahkan ia adalah martir  Koperasi Kredit  Indonesia  yang jasa-jasanya  dalam  memperkenalkan  Credit Union di Indonesia tak ternilai  lagi harganya.
Pater  Karim Arbie  adalah perintis gerakan Credit Union  Indonesia  sekaligus  adalah ‘martir’  yang gugur  secara  mengagumkan di  bumi  bernama Timor Timur, kala itu  masih sebagai Provinsi ke-27 Republik Indonesia. Pater  Karim Arbie  pada  11 September 1999  sekitar jam 21.45  malam, di usia 70 tahun,  tertembak di residensi Loyola Taibesi  Dili  saat ia menengok  sejenak ke luar rumah. Siapa  sosok Karim Arbie  sehingga  para insan Gerakan Koperasi Kredit  Indonesia perlu mengenangnya pada Hari Pahlawan dan Hari Guru tahun ini?
Pater Karim Arbie adalah seorang misionaris Serikat Yesus (SJ) dari Jerman  yang  mampu melihat  bagaimana kebutuhan bangsa Indonesia  pada tahun 1960-an. Maka  pada tahun 1963  bersama dengan Pater  John Dijkstra,SJ  almarhum, Pastor Frans  Lubbers OSC almarhum  dan tokoh katolik  antara lain  Bambang Ismawan  menghadiri  seminar Social Economic Lifes in Asia (SELA) di Bangkok.
Setelah seminar itu Pater Karim Arbie  yang kala itu  menjabat sebagai Ketua Delegatus Sosial (DELSOS) Keuskupan Agung Jakarta mulai mendalami konsep CU dan mempelajari apakah dapat diterapkan di Indonesia. Pada 8 Desember  1969  berdirilah Credit Union Counselling Office (CUCO) dan Peter  Albrecht terpilih sebagai ketuanya. CUCO mengambil peran tunggal, yaitu mempromosikan CU di Indonesia.
Sejak berdirinya CUCO  inilah  Credit Union di Indonesia  berkembang  hampir di seluruh  Keuskupan. Didukung oleh  tenaga-tenaga muda seperti Robby Tulus, M. Wurjadi, A.G. Lunandi, Nico Prana, F.X. Susanto serta Daisy Taniredja, Pater Karim  seolah tak pernah lelah mempromosikan CU  ke seluruh wilayah  Indonesia, bukan lagi terbatas pada umat Katolik tetapi terbuka kepada umat beragama lainnya.
Orang-orang yang mengenal sosok Pater Karim  memberikan kesaksian berikut ini. Pertama, soal pengabdian, Pater Karim Arbie  adalah  sosok yang memberikan seluruh hidupnya bagi pelayanan  “orang kecil”  yang miskin di Indonesia (termasuk Timor Timur  waktu  belum merdeka). Ia adalah  sosok yang  tidak banyak bicara tetapi  sangat  efektif dalam karya-karyanya. The man for  others, hidup untuk orang lain.
Kedua, soal koperasi, Pater Karim  Arbie benar-benar  memilih  Koperasi Kredit  (CU)  menjadi  sarana  pengabdian  untuk orang-orang sederhana.Bagi Romo Karim Arbie CU memungkinkan para  anggotanya bisa mengumpulkan modal uang dan  dari modal itu bisa untuk usaha yang produktif  maupun  untuk kebutuhan konsumptif sekaligus produktif.
Ketiga, Pater  Karim Arbie  adalah sosok yang peduli dengan  “perut”  orang lain. Ia percaya melalui  CU  maka  masalah  perekonomian  masyarakat  bisa terpenuhi.Keempat, Pater Karim juga sangat  perhatian terhadap lintas agama. Semua orang, tak peduli dari agama manapun dilayaninya bahkan  Pater Karim Arbie mempekerjakan sekretaris yang muslim.
Kini  Koperasi Kredit  atau Credit  Union telah berkembang  di seluruh Indonesia. Dan Pater Karim Arbie,SJ  telah tenang  di sana, dalam rangkulan Bapa di surga. Ia pasti tersenyum melihat  begitu  majunya Credit Union di Indonesia. Dan soal masa depan CU, bukan lagi di tangan  seorang Karim Arbie, tetapi di tangan  Karim Arbie muda, kita  semua.*agust g thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN