Koperasi Berkembang di Tangan Marketing





Marketing  sangat menentukan  sebuah koperasi  mundur dan akhirnya  gulung tikar, jalan di tempat  atau melesat  ke depan  bagaikan lesatnya anak panah yang tak  bisa  terbendung. Rupanya  banyak koperasi  yang  mau  supaya  berkembang melesat ke depan bagaikan lesatnya  anak panah.
Salah satu  koperasi  yang punya obsesi  untuk  maju melesat  ke depan  bagaikan lesatnya anak panah  adalah  Koperasi  Kredit Kubu Gunung  Tegaljaya. Koperasi  ini  bahkan  berani pasang target  bahwa pada tahun 2025  harus memiliki anggota  sebanyak 500  ribu orang. Pertanyaan  yang muncul adalah  apakah  Kopdit  Kubu Gunung  mampu  mewujudkan  visi  mulia ini? Lalu  kekuatan apa yang dipakai  untuk bisa mewujudkan mimpi besar itu?
Pengurus dan manajemen Kopdit  Kubu Gunung  rupanya sangat menyadari bahwa marketing adalah ujung tombak yang menentukan  maju mundurnya  koperasi.Karena itu  Kopdit Kubu Gunung pun merekayasa  sebuah  pendidikan dan pelatihan  yang   berpengaruh besar  terhadap  tumbuhnya  jiwa pejuang  dari semua  karyawan. Koperasi ini  memanfaatkan  waktu  untuk  menyusun  roadmap  dan juga  untuk belajar dari  nara sumber yang memiliki kompetensi  di bidang marketing.Kegiatan ini  dipandu oleh konsultan Kopdit Kubu Gunung  Emanuel Frans Supryanto  yang adalah juga pengurus  Inkopdit.
Ketika  sebagian besar karyawan menikmati hari libur Imlek  Senin 24  Januari 2012, Kopdit  Kubu Gunung justru menggelar  kegiatan dengan mengundang pakar marketing  sebagai pembicara. Kali ini  yang diundang bicara  adalah Direktur Marketing  STIE Triatma Mulya  LKMG  Candra Dewi,SE,MM. Dosen  STIE  Triatma Mulya ini dengan lugas membagi pengetahuan marketing  kepada  para  pengelola  Kopdit Kubu Gunung. Topik  yang dijelaskann  adalah ‘Winning Marketing’. Beberapa topik menarik  dapat dicatat  seperti berikut ini.
Marketing adalah    fungsi    bisnis    yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi,   mendefinisikan   dan mengukur besarnya,menentukan  pasar sasaran  mana  yang paling  baik yang dapat dilayani,menentukan produk atau jasa dan program-program yang sesuai untuk melayani   pasar. Perubahan  pemasaran dari orientasi  produk  ke pola  pemasaran yang berorientasi pasar  dewasa  ini menjadikan persaingan  semakin kompetitif. Oleh karenanya untuk berhasil perusahaan di dalam persaingan disyaratkan  harus  menciptakan  nilai tambah  bagi  para  konsumen  serta memperhatikan kebutuhan dan ekspektasi mereka.
Menurut  Candra Dewi Seorang marketing  harus menguasai  konsep penjualan dan  konsep pemasaran. Yang dimaksudkan  dengan  konsep penjualan  antara lain  pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi,  laba melalui kepuasan  pelanggan. Konsep penjualan  memfokuskan pada kebutuhan penjual yakni bagaimana mengubah produk atau jasa menjadi  cash atau uang kontan. Penjual  atau  marketing  harus mampu  melakukan apa yang disebut  sell  your self   atau  soal kerapihan, penampilan menarik  dan  sikap yang menawan, sell your product  menyangkut produk yang dibutuhkan dan sell your idea  atau selalu kreatif.
Para Marketing  juga harus menguasai   konsep  pemasaran yakni fokus pada  kebutuhan pembeli,memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan  barang. Ini  menyangkut servis yang  recognition  atau mengenal  pelanggan  dengan  baik dengan menyebut nama seseorang sesering mungkin, speed  atau kecepatan dalam  memberikan pelayanan, kerja sama  antar unit yang memang sangat diperlukan  dan recovery  atau perbaikan kesalahan  dengan memberikan konpensasi. Menurut  Candra Dewi  penentu keberhasilan dalam pemasaran  80 persen   adalah karena sikap, 10 persen  pengetahuan dan  10 persen lagi  ketrampilan.
Hal lain yang  juga disampaikan Candra Dewi  adalah  seorang marketing  harus memperhatikan zona penjualan. Yang dimaksudkan dengan  zona penjualan adalah  marketing  harus mampu  memposisikan  diri lebih baik dari pesaingnya. Marketing  juga harus mengubah cara mengidentifikasi  pelanggan dan keinginannya, memahami cara memotivasi pelanggan  dan menumbuhkan  arti penting produk. Produk  yang dipasarkan  adalah produk yang  kualitasnya  dapat dijamin, design yang menarik, memiliki ciri khasnya, nama mereknya, kemasannya  yang menarik, ukurannya,  garansinya  dan imbalannya.
Hal  penting yang juga harus diperhatikan marketing  adalah  soal bauran pemasaran yakni  produk harus menjadi solusi  bagi pelanggan. Soal  harga   adalah biaya pelanggan, promosi  harus dengan  komunikasi yang  membangkitkan  rasa simpatik  dan  tempat  pemasaran   harus  bisa memberikan rasa nyaman. Soal rasa nyaman  dewasa ini  menjadi  kebutuhan  para konsumen. Marketing pun harus RAMAH, yakni  Rapih  dalam  penampilan, Antusias  berhadapan dengan  pelanggan, Murah senyum,  Afektif  atau jujur dan Helpful dalam  melayani dengan sepenuh hati.

Hindari 3M Dalam Marketing
Cerdas, lincah dan humoris, inilah yang dimiliki oleh  sosok  LKMG Dewi Candra,SE,MM. Ditengah kesibukannya  sebagai  Direktur Marketing  di  STIE Triatma Mulya, ia masih  berkenan membagi pengetahuan dan pengalamannya kepada para karyawan  Kopdit Kubu Gunung.Ia memang bukan anggota Kopdit Kubu Gunung tetapi diakuinya punya kepedulian pada koperasi. Makanya ketika diminta oleh Emanuel Frans Supriyanto, mahasiswanya di STIE  untuk  membagi ilmu dengan  karyawan Kopdit  Kubu Gunung  ia langsung mau.
Selain menyampaikan teori  marketing, ia juga memberikan  motivasi  kepada para karyawan  koperasi agar  tampil  percaya diri  sebagai  marketing  yang handal  dan  berguna  dalam memajukan koperasi.”Anda  dapat  tampil sebagai  marketing koperasi yang handal. Aktifitas  anda  dalam  memasarkan produk koperasi  adalah kegiatan  marketing”, ujarnya. Sebagai marketing, katanya  memotivasi para karyawan  koperasi, orang harus  tampil  percaya diri. Hal ini ia ungkapkan  karena  ketika  ditanyakan satu persatu  kepada  karyawan kopdit  Kubu Gunung, apa kelemahan  dan kekuatan  diri sebagai  marketing koperasi, umumnya  mengatakan, grogi  dan tidak percaya diri, malu dan dan cepat putus asa.”Seorang  marketing  harus selalu merasa bahwa  ia  punya kekuatan  lebih besar dari  orang lain  dan selalu  berpikir positif”, ujarnya.
Diingatkan kepada  para marketing, seringkali  seorang marketing  mengabaikan hal-hal kecil  dan merasa  sebagai hal yang tidak penting. Pada hal di dalam  dunia marketing, hal-hal kecil yang diabaikan  bisa berdampak  besar. Candra Dewi memberi contoh tentang pentingnya  kartu nama dan  pencantuman nomor  telepon atau handphone. Masih  banyak orang berpikir  bahwa  kartu nama tidak terlalu penting. Banyak orang pun merasa bahwa  tidak semua orang harus tahu nomor telepon.”Saya  merasa penting  kartu nama itu  dan  saya pun  mencantumkan nomor  saya di kartu nama dan  dampaknya  sangat  besar dan penuh manfaat”, ujarnya.Misalnya  seorang  karyawan koperasi  bertemu dengan  seseorang  lalu ia memrofilkan koperasi. Ia  menjelaskan  banyak hal setelah itu  pergi tanpa meninggalkan  kartu nama dan nomor telepon. Apa yang terjadi?  Ketika orang itu ingin masuk  menjadi anggota, ia kehilangan kontak dan inilah  dampak  sebuah kartu nama. Jadi  perhatikan hal-hal kecil  namun sangat bermanfaat.
Kelemahan lain dari marketing adalah mengabaikan  tugas  yang ia  anggap tidak penting. Misalnya, seharusnya  ia  bertemu  dengan  orang  pada  hari dan jam yang ditentukan, tetapi  menundanya beberapa  menit. Akibatnya  ia kehilangan kesempatan, ada  yang hilang. Jadi  bagi seorang marketing, tugas  sekecil apapun  harus dijalankan dengan  sungguh-sungguh. Banyak perintah  yang dijalankan  dengan sekedarnya saja, pada hal  justru  dengan menjalankan perintah secara sungguh-sungguh menunjukkan  bahwa seseorang  penuh komitmen dan berdisiplin tinggi.
Seorang marketing  harus memiliki the power of positive thingking, kekuatan untuk berpikir positif. Marketing  harus  menyikapi  seluruh pengalaman yang dialami  dengan  pikiran yang positif. Memang   ada  saja kelemahan manusiawi  seperti  gampang  mengucapkan  suatu komitmen  tetapi sulit untuk diwujudkan. Tapi  seseorang harus belajar  untuk   memahami dirinya sendiri   agar bisa memahami diri orang lain. Banyak  orang  berpegang pada keyakinan lamanya  pada hal  dengan keyakinan lama itu  sama sekali  tak bisa mengubah  orang yang dihadapinya.
Menurut  Candra Dewi, seorang marketing  harus bisa  membunuh 3M  yang menggerogoti diri dan hidupnya  yakni  malu, malas dan minder. Rasa malu  bisa membuat orang  menjauh dari orang lain, rasa malas membuat orang hanya berjalan di tempat  dan rasa minder  membuat orang  terus berada dalam tekanan.Berpikir positif akan membangkitkan gen-gen  yang bermanfaat. Ciri-cirinya  adalah  muncul semangat baru, selalu bersyukur, perasaan tenang, jarang sakit, percaya diri dan  peka serta selalu  terinspirasi akan hal-hal  baru.***agust g thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN