Sinar Harapan Buka TP Baru dengan Pelayanan Online



Kopdit Sinar Harapan mengalami perkembangan semakin pesat pada tahun 2000. Pada tahun ini bersama empat koperasi lainnnya di Ngada dipilih oleh Inkopdit melalui Kopdit BK3D Ende-Ngada menjadi koperasi model tahun 2000. Predikat menjadi koperasi model harus ditunjang dengan peningkatan mutu SDM baik untuk pengurus maupun anggota.
Karena itu bersama para pengurus dari kopdit model lainnya dibimbing dalam pelatihan dengan system modul yang dikenal dengan modul 1 sampai 4. Selain itu ketua dan manajer diundang untuk mengikuti lokakarya Kopdit Model Tingkat Nasional dan melakukan studi banding di sejumlah Kopdit Model di Denpasar, Sawiran/Malang, Probolinggo/Jatim dan Kopdit Gunung Kidul di DIY. Dampak dari kopdit model membawa perubahan dalam organisasi, manajemen, kebijakan pencapaian usaha dan aktualisasi nilai-nilai.
Menyandang kopdit model memang predikat yang membanggakan, namun mengandung konsekuensi yang tidak kecil. Karena itu, kopdit ini harus terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan yang profesional. Sebagai kopdit model kata Yohanes Soba berarti, “kita harus merubah diri dan terus berinovasi mengikuti perkembangan perkoperasian termasuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan latihan. Ini wajib dilakukan di kopdit dan tidak ada tawar-menawar. Sementara mengikuti peerubahan dan kebijakan dari tingkat nasional hingga daerah terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perkoperasian.

Tahun 2004, koperasi ini menyabet penghargaan sebagai salah satu kopdit berprestasi tingkat nasional, juara I Kopdit berprestasi tingkat Propinsi NTT dan Juara I Kopdit berprestasi tingkat Kabupaten Ngada. Usaha meningkatkan mutu SDM bagi pengurus  dan manajemen terus dilakukan sebagai konsekwensi meningkatkan pelayanan. Manajer bersama rekan-rekan dari kopdit lain mengadakan stuba  ke beberapa kopdit di Kalimantan Barat, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Tanggal 26 Juli 2005 Ketua koperasi juga diundang Northen California Global University bekerja sama dengan Institut  Manajemen Global Indonesia untuk diberikan pengukuhan internasional dalam bentuk wisuda sehinga mendapat gelar profesi karena berjasa dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. “Waktu itu saya diundang untuk diwisuda dan mendapat gelar BSC bidang manajemen bisnis dan pelayanan public,” kata Yoseph.

Predikat ini tidak asal diberikan tetapi melalui perjuangan dan karena ada kemauan dan kemampuan bekerja, kemauan dan kemampuan membenarh, dan merubah pola olah. Predikat ini jelas suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Menurut Yoseph, bangga karena dinilai lebih baik dari yang lain tetapi tantangan apakah kami tetap berpretasi dan menjadi model bagi yang lain? “Kami tetap memegang jati diri koperasi yang merupakan falsafah koperasi kredit yaitu pendidikan, swadaya dan solidaritas. Semuanya itu diaktualisasikan dalam kegiatan operasional manajemen. Predikat ini juga menjadi suatu yang meneguhkan semangat juang sehingga sinar itu memberi harapan dan ditopang terus sehingga tidak sampai redup. Bagi Yoseph yang kini merasa enjoy dengan bidang yang digelutinya ini, perjuangan selalau ada tantangan, apalagi itu untuk kepentingan bersama. Dalam koperasi tantangan utama adalah bagaimana mengembangkan sikap kejujuran dan kepercayaan bagi para anggota, baik anggota dengan pengurus dan manajemen maupun anggota dengan anggota. Kepercayaan anggota kepada kopdit terletak pada figur pengurus.

Kini menjelang usia 30 tahun Kopdit Sinar Harapan terus berbenah dan meningkatkan pelayanan secara optimal kepada anggota. Sistem pelayanan online di kantornya juga dilakukan untuk mempercapat pelayanan.Untuk melayani anggota yang sudah mencapai ribuan, kini Kopdit Sinar Harapan membuka dua Tempat Pelayanan (TP). Selain di Kantor Pusatnya di Malapeho, pelayanan juga dilakukan di Kota Kecamatan Aimere, dan di Kecamatan Jerebu’u, sehingga memudahkan para anggota. Pelayanan di TP Aimere dan sekitarnya dipusatkan di kantor TP, tidak jauh dari Kantor Camat, persis di lorong PLN Aimere. Pelayanan di TP ini, kata Manajer Kopdit Sinar Harapan, Yohanes Soba, sudah berlangsung selama empat tahun, sedangkan di Jerebu’u sudah berlangsung selama dua tahun.

Dengan pelayanan di beberapa TP ini memudahkan pelayanan kepada anggota sehingga tidak harus datang ke Malapeho, baik dari Aimere maupun dari Jerebu’u. Dikemukakan Yohanes, dalam sehari pihaknya melayani lebih dari 20 orang anggota, baik yang akan melakukan pinjaman, menyicil maupun untuk keperluan menabung. Sebagian besar pelayanan pinjaman di kopdit ini, kata pria kelahiran Maghilewa 17 Agustus 1960 ini, untuk jenis pinjaman biasa, pinjaman khusus dan pinjaman untuk biaya pendidikan. Pinjaman khusus diberikan kepada PNS dengan menjamin SK dan cicilan langung memotong gaji. Sedangkan kepada petani dan nelayan yang menjadi anggota terbesar di kopdit ini, kata Yohanes yang juga alumnus SMEA (kini SMK) PGRI Bajawa ini, diberikan jangka waktu pengembalian pinjaman hingga 75 bulan dengan suku bunga 1,4 persen menetap atau 2 persen menurun.

Menurut Yohanes animo masyarakat (anggota) untuk memanfaat koperasi dalam mengatasi kesulitan mereka cukup tinggi, dengan rata-rata plafon pinjaman Rp 65 juta untuk usaha dan Rp 50 juta untuk pendidikan.Diungkapkan Yohanes, dulu sebagian besar anggota adalah petani, sekarang  banyak juga yang PNS dan lainnya. Memang semula ada keraguan yang PNS masuk koperasi ini, mungkin karena jumlah anggota yang sebagian besar petani dengan penghasilan pas-pasan. Tetapi dengan manajemen dan pelayanan yang baik, kopdit ini memberi warna lain yang akan terus membangun kepercayaan masyarakat dan anggota sehingga menjadi kopdit yang kuat. (Emanuel Djomba).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN