Lies Siswantiningsih



Lies Siswantiningsih

Perempuan Mahkluk Paling Fleksibel



Lies  Siswantiningsih, lahir di Riau 16 Mei 1964 silam. Sarjana pendidikan  ini tinggal bersama suami  Nyoman Kendra dan dua putri masing-masing  Putu Witri Dewayanti dan Kadek Siwi Dewantari di Perum Padang Asri I/12 Denpasar. Banyak pandangannya  yang diungkapkan kepada Mentik  belum lama ini. Apa itu?

Katanya, dirinya  sudah mengenal  koperasi sejak  SD Kelas IV  karena  koperasi juga diajarkan oleh para guru di sekolah. Namun dirinya baru benar-benar tertarik dengan koperasi  pada  tahun 2007 itupun secara kebetulan. Waktu itu ia adalah kader Posyandu yang  melakukan kegiatan di Balai Lingkungan  tempat dimana Kopdit Padang Asri  berkantor. Waktu itu  Kopdit Padang Asri  dikelola oleh Ibu Muntini dan dari dialah Lies mengenal koperasi. Tanggal 11 Januari 2007  ia masuk menjadi anggota dengan nomor buku anggota 070.”Tidak  ada kata terlambat. Saya ingat  teori laba-laba, apa yang membuat laba-laba kecil itu bisa kuat ternyata jaringannya. Yang lebih menarik lagi setelah saya mengetahui bahwa dana yang dikelola pada awalnya adalah dana abadi warga perumahan, muncul rasa tanggung jawab moral saya sebagai warga Perumahan Padang Asri, siapa lagi yang akan mengembangkan Kopdit ini kalau bukan kita sebagai warga sekaligus sebagai anggota”, tuturnya.
Diakuinya, sejak awal tahun 2008  mulai mengelola Kopdit Padang Asri. Tantangan  dalam mengelola Kopdit Padang Asri, menurut Lies  sangat beragam. Misalnya  sampai akhir tahun buku 2007  tidak  ada penambahan anggota dari 119 anggota pada akhir bulan Juli 2007. Selama lima bulan tidak ada penambahan.Tantangan lain, bagaimana  menghimpun dana dengan mengajak anggota bersedia menabung di kopdit.” Yang tak kalah pentingnya bagaimana kita mampu meminimalisir angka kelalaian pinjaman, bagaimana kita bisa mengajak para anggota untuk menyadari sepenuhnya atas hak dan kewajiban yang semestinya, karena pada dasarnya dana yang disimpan maupun yang dipinjam adalah untuk kepentingan bersama”, pungkas Lies.
Sebagai pengelola Lies mengaku  bisa lebih banyak dan lebih jauh mengenal banyak orang dengan segala sifat dan karakternya, bisa mengabdi dan melayani masyarakat banyak, bisa mengamalkan ilmu dan kemampuan yang  dimiliki untuk kepentingan bersama. Aktif di koperasi bertambah ilmu itu pasti. Di bawah bimbingan Puskopdit Bali Artha Guna banyak sekali pengalaman yang bisa didapat. Di samping ilmu pengetahuan, terbangun persahabatan, persaudaraan, serta pengalaman lainnya yang sangat bermanfaat untuk kita.
Ternyata  sebelum  terjun ke koperasi  Lies  pernah bekerja di  beberapa perusahaan. Bahkan, pernah rehat dan  total mengurus  keluarga.Dari tahun 1988 selama empat tahun ia bekerja sebagai  staff accounting di Dealer Kendaraan Bermotor di Denpasar. Dari tahun 1992 – 2003 sebagai Accounting di Suplier Textile di Denpasar lalu dari tahun 2004 – 2007 total mengabdi di keluarga dan masyarakat. Ia punya  cita-cita terhadap Kopdit Padang Asri, terus berkembang, terus maju dan terus tetap berdiri. Siapapun nantinya yang berkecimpung di Kopdit Padang Asri ini, harus bisa menjadikan Kopdit ini sebagai Kopdit yang benar-benar memberikan manfaat dan nilai tambah untuk para anggota, dengan tanpa mengabaikan prinsip dan nilai koperasi yang ada, serta senantiasa mempertimbangkan kearifan lokal dan menyesuaikannya dengan  lingkungan sosial.Dukungan  masyarakat  terhadap Kopdit  Padang Asri  saat ini  sangat positif.lebih dari 80 % warga Perumahan Padang Asri menjadi anggota Kopdit. Dengan Program Gadarsi (Keluarga Sadar Koperasi) serta Gerakan Cinta Coin ini disambut postif oleh warga. Bahkan anak-anakpun bisa sampai memperbincangkan soal SHU.
Terkait dengan Hari Kartini, Lies katakan patut bersyukur mempunyai leluhur yang namanya RA Kartini. Apa yang ia perjuangkan dulu, saat ini sudah bisa dinikmati. Di era yang serba modern ini barangkali hanya nol koma sekian persen yang mengatakan dan menganggap perempuan ada pada urutan kedua dan selanjutnya. Dengan tanpa meninggalkan kodratnya, kaum perempuan saat ini mampu bersaing dengan laki-laki dalam karier dan prestasi. Karena pada hakekatnya, segala yang diciptakan Tuhan pastilah seimbang dan berpasangan. Ada laki-laki, ada perempuan.”Kita diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Laki-laki dan perempuan dijodohkan untuk saling melengkapi kekurangan yang dimiliki, bisa saling mengerti, bisa saling memahami, bisa saling melengkapi, maka setaralah  yang terjadi” pungkasnya.
Lies  mengaku  bersyukur  ketika  menerima tawaran untuk mengelola Kopdit Padang Asri ini anak-anak sudah besar. Yang pertama sudah kuliah pada waktu itu dan  yang kedua kelas III SMP. Waktu untuk keluarga sangat banyak.Keluarga pun tidak perlu khawatir kalau saya akan mengabaikannya. Lalu tentang kesetaraan Gender, Lies katakan  meskipun belum sepenuhnya, setidaknya sebagian sudah terwujud.Di dalam karier dan pekerjaan misalnya, antara laki dan perempuan sudah setara. “Kita pernah punya Presiden Perempuan, Mentri Perempuan juga ada meskipun tidak sebanyak mentri laki-laki. Di perusahaan-perusahaan, tidak sedikit kita temukan yang namanya Managing Director, Head Of Marketing atau jabatan lainnya yang diisi perempuan”, ungkapnya.
Diakunya  masih ada yang namanya diskriminasi. Di kalangan ekonomi yang terbatas misalnya kadang dalam keluarga itu mengutamakan anak laki-lakinya disekolahkan sampai dengan sarjana, dengan harapan anak itu bisa menjadi tumpuan keluarga. Dalam hal jaminan keamanan, misalnya karyawati yang pulangnya lewat jam 11 malam, siapa yang menjaminnya. Kadang kondisi menjadi kendala kesetaraan ini akan terwujud atau tidak. Belum maksimalnya pemberdayaan perempuanlah sebetulnya yang membuat kesetaraan itu belum terwujud sebagaimana yang diharapkan.
Tentang peran perempuan dalam masyarakat  menurut Lies, peran perempuan itu sebetulnya tidak bisa dipandang remeh.Dibidang ekonomi misalnya, tidak sedikit perempuan yang menambah profesi selain menjadi ibu rumah tangga, mereka ada yang menjadi pedagang, buka usaha jasa, bahkan tidak sedikit yang menggantikan suami sebagai tulang punggung keluarga yang kena dampak PHK pada waktu itu. “Perempuan adalah mahkluk yang paling fleksibel, dalam segala hal. Dari urusan bayi sampai urusan peti mati” ujarnya.
Tentang  Lingkungan Padang Asri, Lies katakan Padang Asri adalah wujud mininya Bali. Kalau di Pulau Bali yang sekecil ini bisa menemukan segala macam kultur dari seluruh Indonesia bahkan Manca Negara, begitu pula di Perumahan Padang Asri  sangat heterogen.”Saya bersyukur sekaligus bangga menjadi bagian dari Padang Asri. Keamanan, kenyamanan, kebersamaan, saling menghargai, saling menghormati, semua bisa ditemukan dinegri kecil kami”, ungkapnya tulus dan berharap semoga  dengan adanya Kopdit ini kebersamaan yang ada bisa semakin kokoh, sehingga terwujud negeri mungil yang aman, damai dan sejahtera.
Soal cita-cita, Lies katakan menerima anugerah kehidupan ini apa adanya, biarkan semuanya mengalir seperti air yang entah dimana akan bermuara, mengerjakan apa yang semetinya dikerjakan. “Saya hanya berharap pengabdian dan pelayanan saya kepada masyarakat luas tidak sia-sia. Saya tidak akan menjanjikan apapun, karena saya khawatir tidak bisa memenuhinya. Saya tidak mungkin bisa mengerjakan apa yang tidak saya kuasai. Benar apa kata bijak, standar kesuksesan bukan pada hasilnya, tetapi ada pada usahanya. Satu hal yang pasti dan yang harus kita punya adalah semangat” ujarnya.***agust g thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN