Pelantikan GM Inkopdit

Pelantikan GM Inkopdit

Puspo Dilantik  Abas Lengser


Sabtu sore 30 November 2013  menjadi torehan sejarah penting bagi Induk Koperasi Kredit (Inkopdit). Sebab, hari itu  Basilius Puspo Cahyo,SE  dilantik untuk menduduki singgasana General Manager (GM) Inkopdit. Dengan dilantiknya Puspo Cahyo maka selesai sudah pengabdian Abat Elias,SE yang mendapat kepercayaan  sebagai GM Inkopdit sejak 1981 sampai 30 November 2013.
Dihadiri 84  pengurus dan manajer Puskopdit  anggota Inkopdit  yang kebetulan  sedang berada di Wisma Inkopdit dalam rangka  mengikuti pertemuan Forum Manajer, Basilius Puspo Cahyo  dilantik  untuk menggantikan General Manager  lama  Abat Elias,SE. Puspo  sesungguhnya telah ditetapkan oleh Pengurus Inkopdit periode 2013-2016  untuk menggantikan posisi Abat Elias  sejak  Agustus 2013  lalu  namun karena masa tugas Abat Elias  baru berakhir 30 November 2013  maka  pelantikan pun baru dilakukan pada hari tersebut.
Dengan dilantiknya Puspo Cahyo  maka  Abat Elias pun lengser. Tapi ia tak pergi jauh dari Inkopdit karena  Pengurus Inkopdit  masih membutuhkan tenaga Abat Elias, terutama untuk mengelola aset Inkopdit  yakni Wisma  Inkopdit. Letak Wiswa Inkopdit  juga tidak jauh dari  Gedung Inkopdit di Jalan Gunung Sahari III Jakarta Pusat karena hanya bersebelahan. Karena itu Pak Abat Elias, SE, pria  kelahiran Manggarai, Flores NTT  ini  seolah telah menyatu dengan Inkopdit.
Pelantikan Puspo Cahyo  juga dihadiri oleh sejumlah  tokoh  yang pernah  mengabdi  di Inkopdit misalnya mantan bendahara Inkopdit 2011-2013  Peter Lawadiharja, bendahara Inkopdit  periode 2004-2010 Marliani, Daysi Tanireja, mantan  staf  BK3I Niko Prana dan penasihat Inkopdit  periode 2011-2013  Sularso.
Pelantikan  diawali dengan pembacaan Surat keputusan pengangkatan Cahyo Puspo sebagai General Manager  oleh Sekretaris Pengurus Inkopdit periode 2013-2015  FX Joniono Raharjo,SH kemudian penyematan PIN oleh Ketua  Pengurus Inkopdit Romanus Woga  sedangkan  pengambilan  sumpah jabatan  dipandu oleh seorang  pastor.
Dalam sejarah Inkopdit, Basilius Puspo Cahyo adalah General Manager ketiga. Sejarah Inkopdit mencatat, dalam seminar Koperasi Kredit di Bandung 18 Desember 1981  diputuskan  untuk menyatukan  Credit Union Counseling Office (CUCO)  dengan  Badan Koordinasi Nasional  Koperasi Kredit (BKNK) ke dalam  sebuah wadah baru yang diberi nama  Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I). Tetapi tidak ada General Manager  karena hanya dikellola  oleh tiga orang  di manajemennya yakni Woeryanto, FX Susanto dan Pardjimin  Nurzain. Kemudian tahun 1984-1987  PM Sitanggang dipercayakan sebagai Kepala Biro  Eksekutif BK3I.
Tahun 1987 sampai 1998 Hubertus Woeryanto  dipercayakan sebagai general Manager Biro Eksekutif BK3I. Tahun 1998 BK3I  memperoleh  Badan Hukum  dan berubah nama menjadi Inkopdit  dan H.Woeryanto  dipercayakan sebagai General Manager hingga September 2001. Selanjutnya 2001 sampai 30 September 2013  Abat Elias, SE mengemban tugas sebagai General Manager. Kini, sejak 30 November 2013  sampai 30 November 2015  Basilius Puspo Cahyo mengemban tugas sebagai General Manager. Selamat  bertugas, Mas Puspo Cahyo.

Punya Potensi
Basilius Puspo Cahyo   sesungguhnya dipersiapkan  untuk  menerima  tongkat  estafet  General Manager di  tubuh Inkopdit. Kesan itu diungkapkan oleh tokoh  Gerakan Koperasi Kredit  Indonesia Trisna Ansarli. Kakek berusia 73 tahun namun masih energik ini  mengatakan, Basilius Puspo Cahyo  sesungguhnya satu dari tiga karyawan  Inkopdit yang dikader  untuk siap menerima tugas yang lebih berat di Inkopdit.
Soal  pelantikan Puspo Cahyo sebagai General Manager Inkopdit Trisna Ansarli mengatakan salut  dengan proses suksesi di  Inkopdit. Saat didaulat memberikan sambutan mewakili Penasihat  Inkopdit, kakek yang  meskipun  telah mencapai usia 73 tahun tetapi  masih tampak energik ini mengatakan menyambut gemira atas peristiwa pelantikan Puspo Cahyo karena hal itu menunjukkan adanya keberhasilan suksesi di tubuh manajemen Inkopdit. Peristiwa ini  juga sekaligus menunjukkan bahwa Inkopdit tetap konsisten dalam menjalankan  suksesi kepemimpinan.
Menurut penggiat Credit Union sejak tahun 1970-an ini, Abat Elias,SE, General Manager Inkopdit periode 2001-2013  telah  menunjukkan dedikasinya yang tinggi dan  turut menentukan  kemajuan Inkopdit. Abat Elias  telah memberikan dedikasinya secara tulus  dan melahirkan  banyak  prestasi di Inkopdit. Karena itu  semua pihak  harus  memberikan penghargaan sepantasnya  kepada Abat Elias.
Tentang sosok Puspo Cahyo, Trisna Ansarli  mengisahkan punya pengalaman  sendiri. Kata dia pada tahun 1998 General Manager BK3I  waktu itu  Hubertus Woeryanto  meminta dirinya untuk  mendampingi tiga karyawan yang baru diterima. Tiga karyawan tersebut adalah Basilius  Puspo Cahyo, Abraham Paulson dan  Bernardus Situngkir. Selama tiga bulan Trisna Ansarli  memberikan  falsafah dan nilai-nilai Credit Union kepada ketiga karyawan baru tersebut. Di mata Woeryanto ketiga  karyawan muda tersebut  mempunyai potensi.
Pandangan mata  Hubertus Woeryanto  menang tidak meleset  karena  ketika  GM Abat Elias oleh karena usia  yang mengharuskannya pensiun setelah dua tahun menjalani  perpanjangan sebagai karyawan kontrak Inkopdit, Puspo Cahyo, Abraham Poulsan  dan Bernardus Situngkir  berkesempatan sama  untuk menduduki posisi General Manager. Dan ternyata pilihannya  memang jatuh kepada Puspo Cahyo.

Bangun Sistem
Tugas  Puspo Cahyo dalam dua tahun ke depan adalah menumbuhkan semangat kerja  para rekan  di Manajemen Inkopdit dan mewujudkan Perencanaan Strategis (Renstra) Inkopdit 2012-2016. Puspo juga  diharapkan untuk memperhatikan kesejahteraan  para  staf  manajemen Inkopdit. Selain itu penyusunan code of conduct, pembenahan sistem dan  penerapan punishment  and reward.
Hal penting yang  perlu mendapat sentuhan Puspo Cahyo adalah  bagaimana menumbuhkan semangat kerja para  staf di manajemen Inkopdit  sehingga secara bersama-sama  dapat mewujudkan  Perencanaan Strategis  Inkopdit 2012-2016. Puspo juga diharapkan  bisa membenahi  kesejahteraan staf manajemen  karena masalah ini cukup krusial dan perlu mendapat perhatian khusus. Puspo juga  diharapkan dapat menyusun code of conduct dan pembenahan sistem dan penerapan punishment and reward. Puspo memang bertekad untuk membangun  sistem yang baik di Inkopdit sehingga pekerjaan berjalan dengan  sendirinya dan ia bisa berkonsentrasi menyelesaikan berbagai masalah yang saat ini dialami  sejumlah Puskopdit dan primer-primer.
Pengelolaan  Daperma  dan status badan hukumnya  merupakan salah satu tugas penting  yang harus menjadi perhatian Puspo Cahyo. Hal ini karena berdasarkan  laporan  GM Inkopdit  yang lama  Abat Elias, Bank Indonesia dan Pusat pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) curiga  Inkopdit  sebagai tempat pencucian uang. Abat Elias memang sudah menegaskan  kepada dua lembaga ini  bahwa tidak ada pencucian uang di Inkopdit  tetapi  ada  iuran kematian. Karena itu legalitas  Daperma perlu  mendapat perhatian   dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Untuk diketahui Daperma  tetap menjadi  lima wajib dari Gerakan Koperasi Kredit Indonesia  dan  karena itu Daperma  harus memiliki legalitas  sendiri menjadi  Koperasi Asuransi atau Perseroan Terbatas.*agus g thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN