Consumer Union



Apa Kabar Consumer Union 


Aku dan istri

Pelan tapi pasti, kehadiran Consumer Union di lingkungan primer atau sekunder di bawah payung  jaringan Inkopdit mulai merambah ke seluruh daerah di Indonesia.Consumer Union kini satu persatu hadir di sejumlah kota besar di Indonesia. Koperasi ini diproyeksikan akan tumbuh dan berkembang pesat serta bermanfaat  bukan saja bagi anggota koperasi tetapi juga  bagi masyarakat umum.
Consumer Union  lahir melalui sebuah terobosan  yang dilakukan oleh para aktivis  koperasi yang  memiliki nama besar  dan sudah dikenal oleh para pencinta Credit Union di Indonesia. Salah satu pencetus berdirinya Koperasi Konsumen adalah Roby Tulus  yang sudah tidak asing lagi bagi para aktivis Gerakan Koperasi Kredit Indonesia.Meskipun sejak beberapa tahun silam  ia hijrah ke Canada dan menjadi warga negara  di negeri itu namun cintanya pada Indonesia tak pernah pudar termasuk cintanya kepada koperasi. Nama-nama  seperti Trisna Ansarli, Daisy Tanireja, Emanuel Frans Supriyanto, Anton Tulus dan Suroto,SE juga mengambil andil dalam berdirinya Consumer Union.
Hal yang mendorong didirikannya Consumer Union  adalah adanya semacam keprihatinan terhadap fenomena dana mengendap di sebagian  koperasi atau istilah yang  lebih dikenal dengan idle money. Mayoritas  anggota koperasi primer atau sekunder  lebih banyak menyimpan uang dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela atau tabungan koperasi  daripada meminjam dan ada pula yang memilih meminjam di bank karena bunga kredit di koperasi terlalu tinggi. Akibatnya dana koperasi yang tersalurkan ke masyarakat  hanya sekitar 40 sampai 60 persen. Lalu ke mana yang  60 atau 40 persen sisanya?  Ternyata hanya  mengendap di bank sehingga layak dipertanyakan, siapa yang diuntungkan.
Kondisi inilah yang membuat aktivis Credit Union  sejak tahun 1970-an Roby Tulus yang didorong pengembangannya oleh  Yayasan  Albrech Karim Arbie (YAKA)  berinisiasi mendirikan Consumer Union. YAKA  adalah  sebuah yayasan  yang bertujuan  menyelenggarakan  program pendidikan dan pelatihan di bidang social ekonomi, memberikan  bantuan di bidang  nutrisi dan kesehatan serta  mengembangkan  program pengembangan masyarakat pada umumnya. Yayasan ini didirikan oleh  Joseph Ageng Marwata,SJ, Daisy Tanireja dan Sophie Toligi.
Pengurus YAKA  diketuai Dra. Daisy Tanireja, sekretaris I Sophie Toligi, Sekretaris II Siwi Suwarnp, bendahara Anton Tulus dan anggota Abat Elias,SE. Tiem pelaksana  terdiri dari koordinatpr pelatihan Trisna Ansarli, coordinator logistic Anton Tulus dan coordinator Consumer Union (CU Mart)  Suroto,SE. YAKA lalu mewujudkan pendidikan  dengan  membentuk AKSES atau Asosiasi Kader Sosial Ekonomi Strategis. AKSES merupakan lembaga nirlaba bentukan YAKA yang secara umum bertujuan memunculkan kegiatan baru yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
Dalam tahun 2012  YAKA  telah menyelenggarakan  kaderisasi Kepemimpinan Kolega Sosial Ekonomi Indonesia (KS3I)  di sejumlah kota. Kaderisasi angkatan pertama diselenggarakan di Wisma Kompas  Cipanas Jawa Barat 6-9 Maret 2012 yang difokuskan pada peserta yang berada di wilayah  Jakarta, Bandung, Bogor dan Purwokerto. Angkatan kedua diselenggarakan di Kalimantan  Barat 14-22 Maret 2012 yang diikuti 28 peserta dari sejumlah kota di Kalimantan Barat.Angkatan ketiga diselenggarakan di Bali  yang berlangsung di Rumah Khalwat Tegaljaya 16-21 Juni 2012  yang diikuti oleh 21 peserta dan angkatan keempat  di Maumere  tanggal 23-29 Juli 2012 yang diikuti 32 peserta.Selanjutnya kaderisasi yang sama juga diselenggarakan  di Timor dan juga di berbagai tempat. Di wilayah-wilayah yang telah  mendapatkan kaderisasi AKSES  ada yang sudah mendirikan Consumer Union dan bahkan telah membuka Cunion Mart. Salah satunya  di Bali.

Kaderisasi AKSES
KoKo CUnion Bali  atau Koperasi Konsumen Cunion Bali  tidak serta merta  didirikan tetapi melalui  sebuah jenjang pengkaderan. Karena itu Yayasan Albert Karim Arbie (YAKA) diberikan kepercayaan untuk mengkader para penggerak Consumer Union di Bali. Hasil dari kaderisasi  itu adalah berdirinya KoKo CUnion Bali yang kemudian mengembangkan usahanya di bidang retail.
Kaderisasi di Bali terlaksana melalui kerjasama dengan Puskopdit Bali Arha Guna dan Tabloid Mentik yang berlangsung selama 5 hari bertempat di Rumah Khalwat Tegaljaya, 16-21 Juni 2012 silam. Sebanyak 21 orang perwakilan dari Kopdit Primer asal Bali, Bandung, Malang, dan Timor Leste mengikuti kaderisasi ini di Rumah Khalwat, Tegaljaya. Pada kegiatan itu, tokoh pemuda koperasi dari Purwokerto, Suroto,SE, yang telah mengembangkan suatu model KSU (Koperasi Serba Usaha) dengan usaha utama bergerak di bidang ritel dan Anton Tulus yang berpengalaman dalam dunia minimarket, supermarket dan hypermarket menjadi nara sumber. Sebab, salah satu sektor yang akan segera diwujudkan oleh AKSES Bali setelah terbentuk di akhir Kegiatan Kaderisasi adalah Consumer Union (Koperasi Konsumen).
Kegiatan Kaderisasi di Bali diakhiri dengan penandatangan perjanjian seluruh peserta yang berisi kesediaan mereka turut aktif terlibat dalam kegiatan AKSES selanjutnya. Bali memiliki 17 orang anggota AKSES setelah dikurangi peserta dari luar kota. Namun, dalam perjalanan satu orang mengundurkan diri secara tidak langsung, sehingga jumlah menjadi 16 orang. Organisasi ini dikoordinir oleh Emanuel Frans Supriyanto didampingi Sekretaris, Marcella Wayan KR sesuai kesepakatan bersama.
Proyek pertama yang dibuat oleh Tim AKSES Bali adalah Minimart. Tanggal 6 Januari 2013 dilaunching  Cunion Mart di Jalan Bila Nomor 10 Banjar Dukuh Tuka Dalung.Permodalan menggunakan bentuk Koperasi. Sesuai dengan UU Koperasi Nomor 17 Tahun 2012, maka badan hukum yang akan diajukan adalah Koperasi Konsumen dengan wilayah kerja Provinsi. Pasal 83 UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian  menjelaskan tentang jenis  koperasi yakni  koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa dan koperasi simpanan pinjam. Pasal 84 ayat (1) mengatakan  koperasi konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha  pelayanan  di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.
Setelah melalui beberapa kali pertemuan, akhirnya Tim AKSES memutuskan untuk mengundang Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali dalam acara sosialisasi.Bertempat di Rumah Khalwat, Tegaljaya, Sosialisasi Pra Koperasi dihadiri oleh Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Gede Indra,SE,MM dan 60 orang Calon Anggota. Sesuai mandat peserta sosialisasi pada saat itu, maka Tim AKSES (Asosiasi Kader Sosial Ekonomi Strategis), selaku motor penggerak pendirian Koperasi Cunion Bali, mengadakan rapat kecil dalam waktu kurang lebih 30 menit untuk menentukan kepengurusan. Setelah melalui perdebatan singkat, maka secara musyawarah kekeluargaan terpilihlah beberapa anggota Tim AKSES dan orang-orang yang memiliki kompetensi tinggi di Bidang Perkoperasian menjadi Penasehat, Pengurus, Pengawas Perdana Pra Koperasi. Dengan demikian, maka Pra Koperasi ini didirikan secara resmi tanggal 27 Oktober 2012 bersamaan dengan terpilihnya Penasehat, Pengurus, dan Pengawas Perdana.

Bekerja Dalam Tim
Consumer Union di Bali yang dikenal dengan nama KoKo CUnion Bali (Koperasi Konsumen Credit Union)  terus membangun komitmen dan bekerja dalam tim. Maka sejak awal berdiri telah dibentuk kepengurusan yang diserahi tanggung jawab oleh para anggotanya untuk mengelola koperasi ini termasuk membuat terobosan membuka  usaha ritel.
Para pengurus  memang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk  mengemban  visi “Menjadi penggerak sektor riil dan retail yang utama di Bali pada tahun 2025” dan mewujudkan misi: Menjadikan Masyarakat Bali Anggota, Mendirikan CU Mart di seluruh Kabupaten/Kota di Bali, Menggunakan SDM professional, Menggunakan IT terkini data terpusat dan,Mengadakan pelatihan usaha dan manajemen. Sumber daya manusia dan kompetensi para pengurus  adalah penggerak koperasi yang kredibel, berkomitmen untuk membangun  ekonomi kerakyatan,trainer dan motivator kelas dunia, sistem yang demokratis, sumber daya manusia yang profesional serta jujur, inisiatif, tekun dan ulet dalam menjalankan bisnis serta akses jaringan distribusi kebutuhan pokok sehari-hari.
Saat ini kepengurusan Koperasi Konsumen Cunion Bali  terdiri dari penasihat, pengurus dan pengawas. Untuk pertama kalinya penasihat dipercayakan kepada Herry Purwanto  yang  adalah aktivis Koperasi Kredit di Bali dan pernah menjadi  Manajer Puskopdit Bali Artha Guna, I Wayan Puger seorang pengajar Fakultas Peternakan UNUD dan aktif  di sejumlah koperasi  serta saat ini adalah Bendahara Pengurus Puskopdit  Bali Artha Guna  dan Totok. Sebagai pengawas dipercayakan kepada Y Gede Sutmasa, Manajer  KSP Wisuda Guna Raharja  yang juga Pemimpin Umum/Penanggung Jawab Tabloid Mentik dan Dekan Fisipol Universitas  Mahendradatta, Yulius Leo Suprobo, Sekretaris Pengurus KSP Wisuda Guna Raharja  dan I Gede Lanang Dharmadi, kini Manajer Kopdit Swastiastu Singaraja.
Sedangkan  pengurus  terdiri dari tujuh orang  yakni Emanuel Frans Supriyanto  sebagai ketua pengurus. Ia adalah mantan Manajer Puskopdit Bali Artha Guna, konsultan di sejumlah koperasi dan mantan anggota pengurus Inkopdit periode 2010-2013. Wakil Ketua FX Soenaryo, Ketua Pengurus KSP Wisuda Guna Raharja, Ketua Pengurus Puskopdit Bali Artha Guna  dan pengajar di Fakultas Sastra UNUD. Selanjutnya  sekretaris  dipercayakan kepada Leonardus I Wayan Sujadi  yang juga adalah Ketua Pengurus Kopdit  Kubu Gunung, bendahara  Marcella Wayan K.R yang  juga  seorang pengurus di Kopdit Tritunggal Tuka. Sedangkan  anggota masing-masing  Fransiskus M Pattaruk  yang juga Manajer Koperasi Mulia Sejahtera Tabanan, I Made Adi Wahyudi dan Dony Garut  yang juga salah seorang staf manajemen Koperasi Mulia Sejahtera.
Koperasi Konsumen CUnion Bali telah membuka Cunion Mart yang secara  resmi  mulai  beroperasi atau dilaunching pada 6 Januari 2013  berlokasi di Jalan Bila Nomor 10 Banjar Dukuh  Tuka Dalung Kuta Utara. Itu berarti  sudah berjalan selama satu tahun. Selain itu pada  bulan Agustus 2013  juga membuka  satu Cunion Mart lagi berlokasi di  Dalung Permai, Dalung Kuta Utara. Dengan demikian sampai saat ini Koperasi Konsumen Cunion di Bali mengelola dua dua Cunion Mart.
Untuk mengelola dua Cunion Mart ini  maka telah dibentuk pula  manajemen. Manajer  Cunion Mart  dipercayakan kepada  orang yang memang praktisi  bisnis ritel  yakni Gabriel Kadek Siswadi Suwita. Saat ini  di Cunion Mart Jalan Bila  mempekerjakan  8 karyawan  dan  Cunion Mart Dalung Permai mempekerjakan  6 karyawan dan  2 tenaga  keamanan.

Siap Antar
Jika  dihitung sejak mulai dibuka pada 6 Januari 2013  maka kini Cunion Mart Bali sudah berusia  satu tahun. Menurut Manajer Cunion Mart Bali  Gabriel Kadek Siswadi Suwita, usaha ritel tak pernah  surut  atau merugi  asal dikelola secara profesional.
Menurutnya, usaha ritel itu  sangat bersentuhan langsung dengan kebutuhan  hidup  sehari-hari dalam rumah tangga. Kata lainnya, bisnis ritel itu  berkaitan erat dengan pangan yang pasti  sangat dibutuhkan  manusia untuk mempertahankan hidupnya.”Jadi apa saja yang dijual di toko, swalayan, supermarket atau minimarket pasti dibutuhkan oleh masyarakat”, ujar Gabriel.
Kata dia, yang dijual di Cunion Mart  juga adalah produk-produk yang  dibutuhkan oleh masyarakat dalam kesehariannya. Karena itu  keberadaan  Cunion Mart  ini mendapat sambutan dari masyarakat umum. Katanya lagi,perkembangan sales atau penjualan  Cunion Mart  cukup positif. Pada bulan pertama (Januari 2013)  penjualan mencapai Rp 43.352.075. Pada 31 Desember 2013  sales penjualan mencapai  angka Rp 266.830.570. Jadi ada prospek  Cunion Mart memberikan keuntungan  sekaligus manfaat, selain bagi anggota juga kepada masyarakat luas.
Karena  ada peluang  dan prospek maka bukan tidak mungkin  cita-cita pengurus  Koperasi Konsumen Cunion Bali  agar  mendirikan Cunion Mart  di  seluruh  Bali  bisa terwujud. Terbukti, 12 Agustus 2013 lalu dibuka lagi Cunion Mart di Dalung Permai. Bahkan tidak main-main, gedung dan tanah  di Cunion Mart Dalung adalah milik Koperasi Konsumen Cunion Bali  yang  dibeli seharga  Rp 3,5 miliar.”Saya melihat ada keseriusan pengurus untuk mengembangkan  Cunion Mart  sebagai usaha Koperasi Konsumen Cunion Bali  yang memberi nilai positif  bagi gerakan koperasi  di Bali”, ujar Gabriel.
Untuk penjualan di  Cunion Mart Dalung Permai Gabriel memaparkan pada Agustus 2013  saat baru dibuka  penjualan mencapai Rp 15.783.014  sedangkan  pada keadaan 31 Desember 2013  penjualan mencapai Rp 71.126.700. Dengan  tingkat pencapaian penjualan ini  juga memperlihatkan bahwa kehadiran Cunion Mart di Dalung Permai  juga sangat prospektif.
Menurut Gabriel, ke depan mungkin bisa saja dibuka  Cunion Mart di pusat kota Denpasar, Tabanan, Singaraja dan Negara  atau di daerah  dimana  anggota dari primer-primer yang merupakan anggota Puskopdit Bali Artha Guna berada. Dengan demikian  Cunion Mart mendekatkan pelayanannya  kepada anggota. Memang  kenyataannya yang justru berbelanja di Cunion Mart  didominasi oleh masyarakat  umum.”Idealnya  anggota koperasi  berbelanja di Cunion Mart  karena itu toko mereka sendiri”, imbau Gabriel.
Cunion Mart  baik di Jalan Bila  maupun di Dalung Permai  berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan simpatik. Karena itu  dibuka layanan  antar. Pembeli  bisa  berbelanja melalui online atau SMS  dan  staf  akan mengantar ke tempatnya  asal  belanjaannya  senilai Rp 50 ribu sampai dengan Rp 100  ribu  dengan radius satu  sampai tiga kilometer. Kalau belanjanya banyak misalnya di atas Rp 500  ribu  khusus Denpasar dan Badung  manajemen Cunion Mart  siap mengantar ke tempat.
Untuk pertumbuhan  Cunion Mart  Gabriel sangat berharap agar  anggota koperasi dari 21 koperasi  yang tergabung dalam jaringan Puskopdit Bali Artha Guna untuk berbelanja di Cunion Mart. Memang untuk  anggota koperasi  Swastiastu  di Singaraja, Kasih Abadi di Palasari, Mulia Sejahtera  di Tabanan, Bali Arta Mandiri di Negara dan Kubu Bingin di Gianyar mungkin terlalu jauh, tetapi sebulan sekali  mampir di Cunion Mart Tuka  atau Dalung Permai untuk sekedar menengok toko milik sendiri  sekaligus berwisata belanja.*agus g thuru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN