· RAT XIII Puskopdit Flores Mandiri Membangun Komitmen Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan

RAT XIII Puskopdit Flores Mandiri Membangun Komitmen Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan

 




Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri  menggelar Rapat Anggota Tahunan  (RAT)  selama dua hari  Sabtu  25 Pebruari 2012  dan Minggu  26 Pebruari  2012. Selama dua hari  tersebut  RAT  diisi  dengan laporan pertanggungjawaban pengurus dan laporan pengawas  serta  masukan-masukan melalui  sambutan-sambutan  dari pengurus Puskopdit dan pejabat  pemerintah.
Sabtu 25 Pebruari  2012  acara pembukaan RAT XIII. Ketua Panitia RAT Drs. Mikhael H. Jawa yang juga adalah Manajer Puskopdit Flores Mandiri melaporkan  bahwa  tema  RAT XIII Puskopdit Flores Mandiri  tahun buku 2011 adalah ‘Membangun Komitmen Perubahan Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan Pengelolaan Koperasi Kredit’.Tema ini bisa menjadi inspirasi dalam proses pembenahan tata kelola organisasi dan usaha koperasi kredit dalam  kurun waktu lima tahun ke depan.Dengan tema tersebut  diharapkan segenap fungsionaris kopdit  senantiasa mengedepankan koperasi kredit dalam perspektif sebagai organisasi  pembelajaran untuk belajar dan terus belajar dari praktek yang terbaik.
Sedangkan Ketua Puskopdit  Flores Mandiri Petrus Lengi,S.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Bupati Ende, Bupati Ngada dan Bupati Nagekeo, Ketua Inkopdit  atau pejabat yang mewakili dan segenap  undangan yang berkenan mengikuti rangkaian kegiatan RAT Puskopdit Flores Mandiri. Ia mengatakan sesuai amanat  Anggaran Dasar Puskopdit  Bab VI  pasal 13 mengatakan bahwa RAT merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan karena itu pasal 14  Anggaran Dasar tersebut menyatakan pengurus harus mempertanggungjawabkan pengelolaan organisasi dan usaha Puskopdit selama setahun kepada anggotanya. RAT  dijadikan  juga sebagai momen saling koreksi, tukar pendapat, yang kurang dilengkapi, yang keliru dibenahi bersama. Semangat dan kebersamaan melalui RAT ini bisa dijadikan sebagai momen silaturahmi dan temu kangen antara Puskopdit dan primer, Puskopdit  dengan Inkopdit, Pemerintah dan Koperasi dan ataupun antar anggota yang hadir dalam  dalam RAT tersebut.
Menurut Lengi, sejak awal kiprahnya, lembaga ini mempunyai fokus perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat dengan berbasiskan jati diri koperasi kredit yaitu Swadaya,  Pendidikan dan Solidaritas sebagai Trilogi gerakan. Jati diri dimaksud telah merasuk begitu pesat hingga ke sumsum kehidupan terutama anggota kopdit yang rata-rata kumpulan orang-orang lemah, orang-orang susah dan terpinggirkan. Mereka berusaha dengan susah payah untuk memperbaiki nasib mereka sedikit demi sedikit yang kurang beruntung menjadi pelan-pelan beruntung, yang dulu belum bisa sekarang menjadi bisa. Swadaya menabung bersama bukan hanya jadi kumpulan orang-orang tetapi juga berubah  menjadi kumpulan orang yang menghasilkan modal, bahkan modal tersebut kian lama kian besar jumlahnya.
Dikatakan Lengi, saat ini Puskopdit Flores Mandiri beranggotakan 47 kopdit primer dengan rincian 19 kopdit sebagai anggota, 13 kopdit sebagai calon anggota dan 15 kopdit sebagai kelompok binaan dan anggota individu seluruhnya berjumlah  81.992 orang dengan aset seluruhnya Rp465 miliar lebih atau bahasa kerennya  ½ triliun, simpanan saham anggota sebesar Rp374 miliar, pinjaman beredar Rp237,9 miliar sementara dukungan dari pemerintah dalam bentuk pinjaman bergulir sebesar Rp1,2 miliar. Angka-angka ini memang kecil jika dibandingkan dengan lembaga keuangan formal lainnya namun di balik angka-angka dimaksud mau mencerminkan kemandirian, keswadayaan masyarakat setempat untuk membangun kemartabatan dirinya dalam semangat kebersamaan dan solidaritas.
Lebih lanjut Lengi paparkan, kopdit-kopdit favorit di tiga Kabupaten seperti  Kopdit Sangosai di Kabupaten Ngada beranggotakan 14.395 orang, penambahan anggota baru tahun buku 2011 sebanyak 2.780 orang dan aset sebesar Rp 149 miliar lebih, Kopdit Boawae di Kabupaten Nagekeo beranggotakan 10.131 orang, penambahan anggota baru tahun buku 2011 sebanyak 1.398 orang dan aset Rp 51 miliard lebih, Kopdit Bahtera  di Kabupaten Ende berangotakan 5.102 orang dengan aset sebesar Rp 21.6 miliard, dan masih banyak kopdit besar lainya menunjukkan kemajuan  yang besar dan signifikan. Hal inilah yang mendorong  RAT XIII  Puskopdit Flores Mandiri memilih tema ”Membangun Komitmen Perubahan Menuju Kemandirian Dan Keberlanjutan Pengelolaan Koperasi Kredit”.
Tema ini telah digumuli sejak  Rapat Kerja Pengurus  dan Manajer tanggal 17-18 Desember 2011 yang menginspirasi  untuk membangun kemandirian dalam konteks keswadaayan mental, tata kelola organisasi dan usaha yang sehat dan aman.”Kita terus berupaya meningkatkan kualitas anggota sebagai pemilik koperasi kredit dan lebih dari itu meningkatkan kualitas dapur pelayanan”, ujarnya. Dikatakannya pengembangan sumber daya manusia berkoperasi telah mendapat dukungan dari banyak pihak. Gerakan koperasi kredit yang berpayung dibawah Puskopdit Flores Mandiri telah  mendapatkan dukungan dana “capacity building” dari Pemkab Ngada sebesar Rp260 juta dengan rincian tahun 2006 sebesar Rp100 juta, tahun 2007 sebesar Rp75 juta, tahun 2009 sebesar Rp Rp50 juta dan tahun 2011 sebesar Rp35 juta.”Untuk itu atas nama gerakan ini kami haturkan terima kasih”, ujar Lengi disambut tepuk tangan peserta rapat.
Dikatakannya lebih lanjut, aspek pendidikan kian hari kian penting. Dimensi pendidikan bagaikan lilin penerang jalan gerakan koperasi kredit menuju perubahan. “Kita bersyukur Puskopdit Flores Mandiri mengembangkan sayapnya menjadi pusat pendidikan dan pelatihan dengan tenaga-tenaga terlatih dan fasilitas yang cukup memadai”, ujar Lengi.Selama tahun 2011, Puskopdit Flores Mandiri telah melakukan pelatihan dan lokakarya sebanyak 15 kali,  pengembangan personil sebanyak 10 kali, pendampingan  untuk 27 kopdit primer, pendidikan dasar untuk 3 kopdit primer dan  audit untuk 10 kopdit primer.”Tentang audit ini kita anggap sangat  penting dan strategis. Kita tidak mencurigai kejujuran pengelolaan namun hendaknya dikawal dan dikontrol secara proporsional melalui audit baik internal maupun eksternal. Agar kopdit kita dipercaya masyarakat, ke depan kita butuhkan auditor yang profesional, berkualitas dan terpercaya”, ujarnya.
Pengurus Inkopdit  Peter Lawadiharja dalam sambutannya  menegaskan CU yang pertama di Indonesia lahir di NTT di Watublapi namanya Woga Lepo, lebih dulu 1 tahun  dari  yang ada di Jawa Barat yakni CU Kamuning, CU Swapada di Jakarta, CU Cinta Mulia di Sumut. Keberhasilan CU itu karena keberhasilan kita menerapkan manajemen keuangan, jadi keberhasilan Manajemen keuangan berdampak pada tantangan baru yang muncul karena keberhasilan tersebut. Ia menegaskan tata kelola yang baik dalam koperasi menjadi syarat keberhasilan manajemen aktiva. Diantaranya penerapan manajemen resiko menjadi sangat menentukan keberhasilan dalam mengelola manajemen aktiva. Aturan seperti SOP, SOM dan segala yang berhubungan dengan operasional menjadi syarat mutlak bagi sebuah koperasi. *KOS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KOPDIT SINAR HARAPAN

KSP MULIA SEJAHTERA TABANAN