DONY GARUT,S.Pd
Meniti karir di KSP Mulia Sejahtera Tabanan mulai dari posisi marketing dan kemudian dipercayakan sebagai Wakil
General Manager bukanlah kebetulan. Garis hidup memang sudah mengatur bahwa lembaga koperasi yang tadinya hanya
dijadikan sebagai “batu loncatan” justru membuatnya nyaman. Dan ia
menemukan tempat berkarir yang tepat
yakni di koperasi itu.
Inilah pengalaman hidup yang
dialami oleh Wakil General Manager KSP
Mulia Sejahtera Tabanan Dony Garut,S.Pd. Berbincang dengan Tabloid Mentik,
Senin 7 Januari 2019 di ruang kerjanya pria
kelahiran Racang Manggarai Flores, 2 Desember 1978 ini menuturkan awal mula bekerja di Koperasi Mulia Sejahtera
Tabanan sebetulnya lebih didorong oleh motivasi mendapatkan penghasilan yang
bisa mendukung kuliahnya. Ia mulai bekerja
pada 2004 silam dengan posisi sebagai marketing. Tahun
2005 ia meneruskan kuliah di FKIP Universitas Saraswati Denpasar.
Di Koperasi Mulia Sejahtera
Dony meniti karir mulai dari staf marketing pada kurun waktu 2004-2006 lalu
staf kredit 2007-2013 dan menejer kredit pada kurun waktu 2013 -2015. Tahun 2015-2017
dipercayakan sebagai Menejer Kantor Cabang Utama dan Menejer Kredit dan sejak
2017 sampai sekarang dipercayakan
sebagai Wakil General Manager.”Jujur saja motivasi awal saya bekerja di
Koperasi Mulia Sejahtera adalah sebagai batu loncatan selama kuliah. Sebab
cita-cita saya adalah setelah selesai kuliah, saya pulang mengabdi sebagai guru
Bahasa Inggris di Manggarai”, ujarnya.
Motivasi lainnya adalah
bekerja untuk mendapatkan penghasilan karena pada tahun 2007 ia memutuskan menikah dengan Marieta Leo,
gadis asal Paroki Ruto Bajawa. Tentu
dalam membina rumah tangga itu diperlukan sokongan secara finansial.
Ketika pada tahun 2009 ia berhasil
menyelesaikan kuliah justru orientasi hidup berubah. Dony berpikir, kalau
ternyata sudah menemukan tempat karir yang tepat di koperasi, mengapa harus
mencari tempat karir yang belum tentu memberi kepuasan.”Saya bersama isteri
memutuskan untuk tidak pulang ke Manggarai. Saya juga memutuskan meneruskan
berkarir di Koperasi Mulia Sejahtera”, akunya.
Sebelum bekerja di Koperasi
Mulia Sejahtera, sebetulnya Dony pernah bekerja di sektor pariwisata. Tahun
2000-2002 di Le Meridien Tanah Lot dan
2002-2004 bekerja di Staf Food
& Amp; Beverage di SMIP Mengwitani.
Pekerjaan ini bukan tanpa keahlian atau kompetensi karena Dony sempat menyelesaikan pendidikan Diploma Satu Perhotelan
pada tahun 2000 silam.
Meniti karir di Koperasi apa
lagi koperasi yang dikelola secara profesional tentu menyenangkan. Meskipun
berlatar belakang pendidikan keguruan
namun berkarir di koperasi
bukanlah hal sulit kalau mau belajar. Karena itu Dony berusaha
untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh KSP Mulia Sejahtera
maupun Puskopdit Bali Artha Guna untuk menimba ilmu melalui berbagai pendidikan
dan pelatihan keahlian.”Saya merasakan bahwa berkarir di Koperasi Mulia
Sejahtera ini adalah pilihan yang tepat
dan tempat yang tepat. Saya tidak ingin ke mana-mana, cukup di sini saja”,
akunya.
Pria kelahiran Racang Manggarai Flores dari pasangan Bonefasius Badur almarhum dan Rosalia Ndamung ini mengungkapkan, pengalaman sukanya berkarir di koperasi yakni kentalnya rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Di gerakan koperasi para pegiatnya benar-benar membangun kebersamaan.”Kalau pengalaman duka, sebagai staf kredit sering dicaci maki anggota yang bermasalah saat ditemui. Tapi saya berusaha memahami situasi yang dihadapi oleh para anggota itu”, ujar ayah dari dua putra dan satu putri ini.
Pria kelahiran Racang Manggarai Flores dari pasangan Bonefasius Badur almarhum dan Rosalia Ndamung ini mengungkapkan, pengalaman sukanya berkarir di koperasi yakni kentalnya rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Di gerakan koperasi para pegiatnya benar-benar membangun kebersamaan.”Kalau pengalaman duka, sebagai staf kredit sering dicaci maki anggota yang bermasalah saat ditemui. Tapi saya berusaha memahami situasi yang dihadapi oleh para anggota itu”, ujar ayah dari dua putra dan satu putri ini.
Ayah dari Gabriel AD Dange,
Maria Violine Ndamong dan Gabriel Graziano Julian ini menyelesaikan pendidikan
di SDI Racang tahun 1992 dan SMPK Orong tahun 1995. Ia meninggalkan kampung kelahiran
untuk merantau ke Kota Ende dan menyelesaikan SMAN 1 Ende tahun 1998. Tahun
2000 mengikuti pendidikan Diploma Satu Perhotelan dan 2009
menyelesaikan Sarjana Keguruan. Setelah bekerja di sektor perhotelan, ia
pun banting stir bekerja di Koperasi Mulia Sejahtera. Saat itu usia
Koperasi Mulia Sejahtera baru dua tahun.
Itu berarti Dony termasuk karyawan di masa-masa awal dimana Koperasi Mulia
Sejahtera dikelola dengan
sistem manajemen meskipun belum profesional.
Sebagai karyawan di saat
Koperasi Mulia Sejahtera menghadapi
tantangan, Dony merekam betul situasi saat itu. Tetapi ia memilih
bertahan. Bagi Dony, kalau Koperasi Mulia Sejahtera bisa keluar dari berbagai
kesulitan dan tantangan pada 2007, itu
karena ada komitmen untuk tetap
memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya yang sudah bergabung menjadi
angota. Selain komitmen, ada gerakan
inovasi yang dilakukan oleh pengurus dan pendiri, yang salah satunya adalah
General Manager sekarang ini Fransiskus
M Patarruk.” Kekuatan Koperasi Mulia Sejahtera
adalah orang-orang yang tulus melayani
dengan penuh pengorbanan. Orang-orang yang punya komitmen dan seirama
dalam melakukan berbagai inovasi”, ujar Dony.
Saat ini Koperasi Simpan
Pinjam Mulia Sejahtera Tabanan terus
melakukan berbagai inovasi. Apa lagi
dalam dua tahun terakhir dimana
tantangan ekonomi nasional maupun global
turut mempengaruhi koperasi. Hal ini karena koperasi juga mengelola uang. Salah
satu inovasi yang saat ini sedang giat disosialisasikan kepada anggota adalah
mendirikan koperasi sektor riil sesuai dengan potensi daerah. “Koperasi sektor
riil ini berbasis pertanian sebab
anggota KSP Mulia Sejahtera yang sudah mencapai tujuh ribu lebih mayoritas adalah petani. Sebagai petani
mereka memerlukan sebuah koperasi yang memenuhi kebutuhan mereka sebagai petani”, ujar Dony.
Yang juga gencar
dilakukan oleh pengurus KSP Mulia Sejahtera, menurut Dony
adalah bagaimana menguatkan pemahaman
anggota pada koperasi serta
mengubah mindset anggota untuk
memiliki cara pandang yang positif bahwa koperasi bukan sekedar lembaga simpan pinjam tetapi
lembaga pembelajaran untuk saling peduli
pada sesama. Selain itu upaya-upaya untuk menanamkan rasa memiliki lembaga ini pada anggota terus dilakukan.”Dengan
terus menerus melakukan pendidikan kepada pengurus, pengawas, manajemen dan
anggota, maka saya yakin bahwa koperasi
ini akan terus tumbuh dan berkembang, meskipun tanpa harus menutup mata
terhadap tantangan di depan mata”, ujarnya.
Terkait dengan maraknya
kredit macet yang dialami hampir semua koperasi
dan bahkan perbankan dan lembaga keuangan lainnya Dony mengatakan sampai
dengan tahun 2015 angka kelalaian di KSP Mulia Sejahtera di bawah 2 persen.
Namun dalam dua tahun terakhir NPL
cenderung menaik. Penyebabnya antara
lain adanya tantangan ekonomi global.”Meskipun NPL naik namun masih pada batas
wajar. Tetapi kita akan terus berusaha melakukan pendekatan kepada yang macet
agar ia melaksanakan kewajibannya”, ujar Dony.
Tentang keberadaan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 7 persen
Dony mengatakan tidak terlalu
berpengaruh pada koperasi karena anggota umumnya masih melihat koperasi sebagai
lembaga keuangannya yang bukan saja
memberikan pembiayaan untuk usaha
tetapi juga mendampingi selama
mengembangkan usaha. Sedangkan upaya membangun kemitraan dengan pemerintah, hal
itu terus dilakukan. Kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Tabanan sangat
baik.”Melalui kerja sama dengan Dinas Koperasi, Koperasi Mulia Sejahtera semakin dikenal. Bahkan menjadi salah satu
koperasi yang direferensi Dinas bagi koperasi lain yang mau studi banding”,
ujar Dony menutup perbincangan.***gus
Komentar
Posting Komentar